JUST CALL ME INDONESIA TOP ENTRI

Selasa, 30 Maret 2010

Selayang pandang tentang Just Call Me

        Just Call Me (JCM) untuk pertama kalinya terbentuk sekitar bulan Mei 2006. Awal terbentuknya band ini hanya berkekuatan 3 orang personil saja, Oka Aditya (Gitar/Vokal), Maharbharata (Drum), dan Petrus Khane (Bass). Berawal dari Oka dan Mahar yang adalah teman ngeband sejak kecil lalu bergabunglah Petrus yang sebelumnya adalah personil The Crewz.

Just Call Me sempat beberapa kali manggung dan mengusung musik beraliran alternative, sebelum akhirnya menambah personil masing-masing Ariezky Thomas di Gitar serta Dimas Tedja di vokal. Berkekuatan 5 personil, JCM ikut serta dalam festival musik rohani yang diadakan oleh SINDIEKAT (Musik Indie Katolik) pada Agustus 2007 di SMPK Hendrikus jl. Arif Rachman Hakim Surabaya.

Memasuki periode 2008, JCM mengalami perombakan besar dalam personilnya. Mahar menerima panggilan kerja yang membuatnya tidak bisa bertahan di JCM, sedangkan Dimas harus menyelesaikan studinya. Tidak lama kemudian masuklah Prima Ndaru (Loozerpant) di posisi Drum. Sedangkan Oka mengambil alih vokal yang sebelumnya dipegang oleh Dimas. Beranggotakan 4 orang, JCM berhasil menyelesaikan beberapa lagu untuk mini album mendatang.

Beberapa bulan setelah itu Ariezky terpaksa cabut dan posisinya diisi oleh Raldy, yang notabene adalah teman Prima. Bergabungnya Prima dan Raldy membuat JCM tampil dengan warna dan wajah baru yang lebih segar.

JCM bertekad untuk mengikuti kembali festival SINDIEKAT part II yang akan diselenggarakan pada bulan November 2009. Sementara sibuk menyiapkan materi untuk mini albun dan festival, Raldy harus cabut dari JCM karena ada tawaran kerja. Akhirnya JCM kembali beranggotakan 3 personil.

Semakin minim instrumen yang dimainkan tidak membuat JCM patah arang. Prima yang sebelumnya bermain synthesizer di grup Loozerpant, menawarkan musik yang sama sekali belum pernah JCM mainkan. Akhirnya Oka dan Petrus tertarik dengan warna musik yang ditawarkan oleh Prima. Menjelang festival SINDIEKAT part II, JCM mencoba memainkan warna musik baru tapi tidak mengilangkan pondasi awal yang memang alternative. Dan akhirnya warna musik yang ditawarkan (yang sering mereka sebut digitalisme) berhasil mengantarkan mereka ke posisi 5 terbaik dalam festival SINDIEKAT part II.

1 komentar:

  1. Great!!!maju terus teman2 Just Call Me di musik Indonesia, khususnya Surabaya...

    BalasHapus